Surat Kepada Laut
Bahwa hanya pada jemarimu kemarau lesap tersapu
segala sedih dibelah lalu bertemu ibu
duka paling purba di muka bumi
Sedalam apa kau izinkan aku untuk tahu?
Bisakah puisi menjangkau jauh itu?
Karena kata, juga menikam lebih dalam
luka yang bergemakan debur atas bibirmu yang lebur
Masihkah tegar dinginmu
jika kupeluk kau sekali lagi?
Sanggupkah bibir itu menahan debar?
Berhenti bicara sebentar..
Genggam dan rasakan kasar tanganku
sudikah kau kehilangan badaimu hanya karena mencintai seorang gadis yang gemar tenggelam?
Lalu bertahun dan mungkin selamanya
engkau enggan membawa kapal-kapal berlayar
Kau akan mengamuk pada setiap pesisir kulitmu yang ragu
Kau bisa menjelma dinding meluluhlantahkan kota-kota
seperti ku meluluhlantahkan hatimu dengan kata-kata