Sebuah Malam Yang Tertidur
Sebenarnya malam terlalu berharga, oleh sebab itu seringkali saya tidur ketika waktu menuju fajar. Hal paling saya butuhkan bukan secangkir kopi, hanya lebih banyak waktu malam.
Pada larutnya, keheningan menjadi udara yang terlalu tenang. Kembang kempis di dada, pertanyaan yang tak semua diberi jawab. Atau masa lalu yang belum selesai.
Walaupun,
Seringkali masa depan terlalu menakutkan.
Oleh sebab itu saya berusaha hidup di hari ini. Terutama saat malam hari.
Karena bagi saya, malam berisik dengan kesunyiannya. Mengganggu dengan ketenangannya. Dan yang lebih peka mendengar adalah pikiran dan perasaan.
Malam adalah sebuah waktu untuk seseorang menjadi dirinya sendiri. Entah itu baik atau buruk.
Dari pagi sampai sore saya bekerja, malam terlalu disayangkan jika digunakan hanya untuk istirahat semata. Maka saya isi dengan membaca, menulis, bermain gitar, mengobrol sampai subuh, bernyanyi, menonton film, mendengarkan radio dan lain hal.
Membaca novel, tersesat dalam buku puisi, membuat gaduh satu komplek kos.
Tapi, bagian yang paling favorit adalah
Merindukanmu.
*ditulis 2018 saat merantau di Surabaya