Sandrina

Bobby Dustiansyah
1 min readMar 1, 2021

--

Sandrina,
namamu adalah matahari
yang hidup dan membakar
dan panas dan cinta dan terang
dan rindu

kau mampu menembus tempat terjauh
yang tak dapat ditempuh
kata-kata

Sandrina,
dari namamu asal mula kecantikan
lagu-lagu cinta yang mengiringi makan malam
lampu-lampu desa yang menuntun jalan pulang
atau pijitan kaki yang mengantarkan ibu kepada mimpi

Sandrina,
kau dermaga
yang menghubungkan bintang-bintang
angkasa raya
tempat seorang ayah
menjadi diri sendiri

Sandrina,
kau adalah keinginan yang tidak menginginkan apa-apa
kau puncak yang menyimpan muara bagi seluruh dahaga

Sandrina,
di lenganmu berbagai musim berebut berganti
lalu pepohonan berbuah
dan bunga-bunga mekar
dan matahari terbit wajah dari seorang ibu

Sandrina,
gurun pasir meminjam matamu
langit meminjam wajahmu
buah dan madu meminjam manis senyum itu

lalu puisi,
ia meminta seluruh bahasamu
menjadi ulur tangan saat terjatuh
menjadi pundak dalam patah hati paling sedu

Sandrina,
angin-angin meminjam suaramu untuk
mengantarkan rindu dari hati-hati yang hilang berani
dan selimut tebal meminjam pelukmu untuk menyelamatkan
sepi yang dingin dan beku dan bisu

Sandrina,
kau perpustakaan di tengah kebisingan kota
keheningan membawa siapa saja menuju
tidur paling nyenyak di muka bumi

Sandrina,
kau rahasia di antara keterasingan dunia
tetaplah terjaga dan cantik seperti itu.

Bandung, 19 Februari 2021

--

--

No responses yet