Pernikahan

--

Duhai kekasihku..
sungguh dalam detak paling mendebarkan, kau kusiasati agar utuh jadi rumah berlabuh
biar keluhmu tumpah dalam dadaku
sebab hatiku seribu lautan
dan bibirku seribu angkasa
tempat kau terbangkan kecupan

Duhai kekasihku..
dalam kejahatan lidah manusia, aku ingin jadi dekap selamatkanmu
biar tubuhku sayat tajam kata
senyummu tak boleh jadi sedu

Duhai kekasihku..
bisa kita habiskan sepanjang usia dengan peluk panjang kerinduan
atau sekadar duduk menghabiskan ramen sehabis hujan
asal tidak menikmati lawson tanpa sambal
biar pulangnya aku tak mengeluh sebal

Duhai kekasihku..
tahun-tahun menulis puisi tak pernah berakhir
kau bisa membacanya dalam perjalananku menujumu
dalam dingin padat persimpangan pasteur
atau dalam lari degup jantungku

kau tak pernah habis jadi bait
meski hilang kata-kata dalam mata yang sempit
raba seluruh jemari dan rebahkan percaya
tidurlah dalam kebun bunga-bunga
biar bangunmu di sampingku
biar setiap pagi kukecup hangat keningmu.

--

--

No responses yet