Neraka di Senayan
dari mimbar ke mimbar
dihubungkan selang-selang tinja
menuju Jakarta
apalah punya daya
kita, perut-perut lapar
bermandikan peluh di dahi sendiri
untuk mengirim segelintir manusia
ke kolam-kolam setan
kita negara yang tak pernah kaya
sejak seorang kakek di penjara karena mencari kayu bakar di pekarangannya sendiri
juga seorang nenek mendekam dalam dingin di balik jeruji hanya karena sebuah semangka
sementara itu anjing-anjing penjaga menggerogoti tulang-tulang mahasiswa yang hendak bertanya keadilan di tanah kelahiran sendiri
Oh darah, darah, darah
sampai kapan mereka tertolak dari kutukan rakyatnya sendiri?
sedang di atas meja tersaji makanan-makanan mewah dan kendaraan yang menunggu mengantarkan ke kediaman terbaik
duhai Tuhan,
apakah mereka tidak meledak saja
dan berhamburan menjadi tahi?
Bandung, 2021