Di Perjalanan Pulang
Hidup hanya menunggu dari satu sepi ke sepi yang lain. Hidup menyediakan berbagai kejutan.
Puisi ini ditulis sekitar tahun 2021 ketika tidak lulus probation tiga bulan dengan jaminan karyawan tetap. Seketika khayalan yang jauh, runtuh sudah. Berkendara tanpa pamit dari teman kos, Cikarang-Bandung yang basah. Harapan orang tua yang patah.
/1/
dari cikarang ke karawang
purwakarta ke cikalong
cikalong ke padalarang
padalarang ke batujajar
sepanjang jalan, selain
mendengarkan playlist berjudul
"Sad bgt anjingggg"
aku memikirkan banyak hal
hal-hal yang akan ditulis
rencana berpergian
rindu
sesekali ingat lagi rasa kalah
sesekali ingat lagi hangat pelukan
aku mengendara di kolong langit yang gelap
menembus dingin rindang pepohonan
melawan kabut dan debu dan aku dan kalut
menghadapi kesedihan yang asu
debur di dada tak mau diam
tubuhku perahu karam
tenggelam dan terombang-ambing
menjadi tua tanpa dengar lagi bising
bayangan kekasih berkelabatan
bersama lampu-lampu kendaraan
barangkali dalam sendiri,
ia sedang menjelma cahya itu
memperlihatkan jalan kepadaku
juga mengusir kantuk yang menderu
/2/
di perjalanan pulang
aku mampir beli sate
perut sudah lapar
anak-anak di rumah sudah gaduh
kesedihan kupendam
aku pupuk dan siram
barangkali ia tumbuh
jadi buah mangga
atau pohon kelapa
aku pulang meninggalkan pamit
air mata menggantung di pintu rumah
menunggu pelukan pulang
aku takut gemuruh di dada
berhamburan jadi badai
nanti siapa yang akan merapikan
jemuran dan keset
handuk dan sapu dan sedu
dan rindu
aku tak akan menunggu pagi
apalagi rabu
hatiku sedang jadi tank baja
sempit dan mudah meledak
di perjalanan pulang telah matang kupikirkan
ketika hujan ini sudah reda,
mari bersua dan bersulang
tertawa berbicara pamit yang tertunda.